Demi Mobil Listrik Terjangkau, Ford Investasi Proyek Nikel di Indonesia

Ford Headquarters

  Ford Motor Company resmi menandatangani kerjasama dengan PT Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt Co dalam hal bisnis pertambangan nikel di Indonesia. Investasi Ford sebesar Rp 65,7 Triliun ini diklam menjadi yang pertama di Asia Tenggara dalam hal peningkatan pemanfaatan bahan utama pembuatan baterai kendaraan berbasis EV. Kerjasama tersebut ditandatangani pada Kamis (30/3) didampingi Presiden Joko Widodo.

  Kerjasama ini meliputi pemodalan dalam proyek Pabrik High-Pressure Acid Leach (HPAL) yang berlokasi di blok Pomala. Bahan tersebut nantinya akan digunakan dalam pembuatan baterai mobil listrik di masa mendatang.

 Christoper Smith selaku Chief Government Affairs Officer Ford Motor Company mengungkapkan bahwa Indonesia memegang peran strategis dalam mendukung rantai pasok bahan baku pengembangan kendaraan listrik. Menurutnya, hal tersebut dapat memperlancar target perusahaan dalam mencapai laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.

  Ia menambahkan, kendaraan elektrik memiliki rantai pasok yang sangat berbeda dan lebih menantang dibandingkan kendaraan bahan bakar minyak (BBM) atau internal combution engine (ICE). Maka dari itu ia mengungkapkan bahwa kerja sama ini menjadi hal yang penting dalam mendapatkan pasokan nikel untuk produk EV perusahaan.

 Sekedar mengingatkan, Pemerintah Indonesia tidak memperbolehkan ekspor bijih nikel mentah sejak tahun 2020. Oleh karena itu, pemerintah gencar membujuk produsen kendaraan listrik global seperti Tesla dan Grup BYD China untuk berinvestasi di Indonesia terutama dalam pengolahan nikel untuk baterai kendaraan EV.